"BerNatal Merah-Putih"
Kita
pasti Merayakan Natal 2013 dalam suasana yang berbeda, ada yang merayakan Natal
di gedung gereja yang serba mewah, ada pula di gedung gereja yang sederhana, ada
pula di Ruko, rumah kontrakan yang dijadikan tempat berjumpa dengan Tuhan
secara bersama. Kebetulan saya memilih Natal di tempat kontrakan, ada sebuah
Gereja yang terdekat dengan tempat tinggal kami. Di sanalah, kami akan merayakan
Natal tanggal 15 Desember 2013.
Saya
tidak tahu persis saudara-saudara seiman di tempat-tempat lain di senatero
Nusantara ini. Pemerintah memang menjamin keamanan dalam beribadah. Tetapi
tidak menutup kemungkinan ada yang tidak bebas dalam merayakan Natal 2013.
Kepada
kita yang merayakan Natal, marilah kita merayakan Natal dalam “keberanian” (Natal
Merah) dan “Kekudusan” (Natal Putih). Itulah natal kemanusiaan Indonesia. Kita
teringat dengan lagu: Lihat bendera kita “merah-putih” … merah berarti berani,
putih berarti suci/kudus. Kita dimerahkan (baca: diberanikan) karena penyertaan
Tuhan, kita diputihkan karena penyertaan Tuhan.
“Marilah
kita memiliki “keberanian dan kesucian” dalam merayakan Natal 2013. Dalam Lukas, 2:10, para gembala diberi kekuatan untuk berani bernatal (berita kesukaan) yaitu kelahiran Juru Selamat. Dalam keyakinan kepada Dia yang telah menganugerahkan keselamatan pada kita, kita mesti berani tapi juga menjaga kekudusan. Keberanian dan kekudusan hendaknya mewarnai Natal 2013.
Akhirnya, kami
sekeluarga mengucapkan “Selamat Natal 25 Desember 2013” Kepada yang merayakan
dan juga kepada sesame saudara di Indonesia yang menghargai komunitas yang
merayakan Natal.
Dr. Yonas Muanley, M.Th.
0 komentar:
Posting Komentar